Selasa, 06 Januari 2009

Bahaya efek samping minuman berenergi (Energy Drink) bagi kesehatan


Minuman energi kini bertebaran dimana-mana. Padahal, kuat dugaan, minuman semacam itu bisa menghadirkan bahaya, bahkan hingga mengancam kematian.Hampir di seluruh dunia, produk minuman energi kini menjamur. Di Inggris, misalnya, kebutuhan terhadap minuman ini terus meningkat. Setiap tahun, tak kurang 330 juta liter minuman energi membasahi tenggorokan warganya. Nilainya diestimasi mencapai 1 miliar pound. Belakangan, meluncur pula produk baru Red Bull dengan kandungan kafein dua kali lipat. Produk ini, kabarnya, diperkirakan akan menjadi pemain penting di pasar minuman energi. Persoalannya adalah, keamanan dan pemasaran produk-produk semacam ini masih menghadirkan tanda-tandanya. Ini terkait pula dengan rencana peluncuran minuman terbaru bernama Cocaine dalam waktu dekat ini. Minuman tersebut masih menunggu izin dan pengesahan dari Dewan Standar Makanan dan Standar Perdagangan di Inggris. Kecuali namanya yang kontroversial, minuman dingin nonalkohol beraroma lemon itu juga dipenuhi dengan kafein. Tahun lalu, peluncuran produk yang hampir sama, dibatalkan di Inggris. Namanya, Cocaine Energy Drink. Di Amerika Serikat pun, minuman dengan nama yang sama, juga dilarang.
Minuman energi adalah minuman ringan (soft drink) yang mengandung berbagai unsur yang dipromosikan dapat menambah energi. Kebanyakan minuman energi mengklaim dapat merangsang metabolisme sehingga meningkatkan energi tubuh.Sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal The Physician and Sportsmedicine menemukan bahwa minuman energi berpotensi menghasilkan efek sebagai berikut:
  • Percepatan reaksi tubuh, kinerja aerobik dan anaerobik (Alford et al).
  • Meningkatkan daya tahan tubuh bagian atas, tapi tidak berpengaruh pada kinerja anaerobik (Forbes et al).
  • Peningkatan ketahanan bersepeda 1 jam pada 70% beban kerja maksimal (Ivy et al).
  • Efek tersebut dihasilkan dari kandungan minuman energi yang antara lain terdiri dari taurin, kafein, sukrosa, guarana, kolesom, niacin, pyridoxine, cynaocobalmin.
Namun menurut penelitian itu, ada beberapa inkonsistensi hasil studi dan secara keseluruhan efek minuman energi dibandingkan dengan efek plasebo minuman berkarbonasi tidak terlalu mengesankan.Selain itu, perlu diwaspadai bahwa minuman energi juga berpotensi menimbulkan efek samping seperti kram, denyut jantung meningkat, peningkatan tekanan darah, serangan jantung, stroke, takikardia supraventricular dan gangguan kejiwaan pada pasien beriwayat penyakit jiwa. Larangan di sejumlah negaraSelain di Amerika Serikat, minuman energi populer Red Bull juga dilarang di Perancis setelah kematian atlet bola basket delapan belas tahun Irlandia Ross Cooney, yang meninggal setelah mengkonsumsi empat kaleng minuman itu. Larangan itu ditentang di Pengadilan Eropa pada tahun 2004. Komite Ilmiah Perancis menyimpulkan bahwa Red Bull mengandung kafein berlebihan. Denmark juga melarang Red Bull untuk sementara, namun larangan tersebut baru-baru ini telah dicabut. Inggris telah menyelidiki minuman itu, tetapi hanya mengeluarkan peringatan terhadap penggunaan oleh wanita hamil dan anak-anak. Bagaimana sebaiknya? Beberapa label minuman energi menyarankan agar tidak mengkonsumsi melebihi 2-5 kaleng per hari. Bila Anda mengkonsumi minuman energi, sebaiknya tidak melebihi porsi tersebut. Berhentilah meminum bila Anda merasakan dampak negatif seperti jantung berdebar-debar, mual, sulit tidur, dan lainnya. Setiap orang memiliki respon khas masing-masing terhadap makanan atau minuman apa pun. Jangan memberikan minuman energi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun. Terhadap anak-anak yang lebih tua dan remaja, awasilah jumlah minuman energi yang mereka konsumsi serta efeknya pada suasana hati atau perilaku mereka. Bila Anda sedang hamil, sebaiknya hindari minuman energi, terutama pada trimester pertama kehamilan. Masa-masa tersebut adalah saat kritis pembentukan janin di dalam rahim, Anda tentu tidak ingin mengambil risiko apa pun terhadap perkembangannya.