Paling bingung kalau didatangi teman yang tiap ketemu selalu bilang gini, ” Eh tau nggak si Reza ? Itu lho dokter mata yang di di RSHS ? dulu kan aku sekampus sama dia. Kemarin aku ketemu sama dia, ngobrol, dan kelihatannya dia suka tuh sama aku “.
Atau …
” Kamu tau nggak si Ivan ? kok aku ngerasa dia tuh mesra banget sama aku tiap dia komen di status aku ya ? Sebenernya aku juga tahu dari dulu dia suka sama aku, tapi akunya aja yang ogah “.
” Kamu tau nggak si Ivan ? kok aku ngerasa dia tuh mesra banget sama aku tiap dia komen di status aku ya ? Sebenernya aku juga tahu dari dulu dia suka sama aku, tapi akunya aja yang ogah “.
Atau …
” Tau nggak tadi aku diantar sama siapa ? Sama si Alvin! hadeehh, itu orang, kalau natap ke aku daleemm banget, kayak yang memendam rasa gimanaa gitu…”
” Tau nggak tadi aku diantar sama siapa ? Sama si Alvin! hadeehh, itu orang, kalau natap ke aku daleemm banget, kayak yang memendam rasa gimanaa gitu…”
* * *
Hmm … Menurut teman-teman, kita harus jawab apa coba kalau ada orang yang selalu ngomong gitu setiap bertemu dengan kita ? Apa kita harus jawab wow gitu sambil menghapus dia dari pertemanan di sosmed ? Masak dia selalu merasa semua orang naksir dia ? Yang benar saja.
Hmm … Menurut teman-teman, kita harus jawab apa coba kalau ada orang yang selalu ngomong gitu setiap bertemu dengan kita ? Apa kita harus jawab wow gitu sambil menghapus dia dari pertemanan di sosmed ? Masak dia selalu merasa semua orang naksir dia ? Yang benar saja.
Ada lho orang yang kayak gitu. Nggak laki- laki nggak perempuan, sama saja. Selalu geer abis di manapun berada, di setiap waktu, dan di setiap suasana. Dia selalu merasa bahwa lawan jenis yang mengajaknya berkenalan atau berbincang dengannya, ada hati atau lebih jauh lagi jatuh cinta sama dia.
Aku tidak tahu apakah ini sejenis kelainan kejiwaan atau bukan. Apakah ini sejenis waham ? sejenis penyakit kejiwaan yang membuat penderitanya seolah-olah menjadi seseorang yang sangat hebat, dipuja dan dicintai oleh setiap orang. ? Harus aku tanyakan ke Psikolog kelihatannya.
Orang yang seperti ini kadang merepotkan. Sifat narsisnya menjadi-jadi dan kadang memakan korban. Sebagai contoh, orang yang punya penyakit geer level dewa, tak akan segan-segan mengumumkan bahwa si A, si B, si C sampai si Z, jatuh cinta sama dia dan ngajak jadian. Padahal boleh jadi keadaan yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan yang dia pikirkan dan ungkapkan.
Orang dengan karakter seperti ini biasanya sangat tampil narsis dimanapun berada, terutama di halaman - halaman depan akun sosmed miliknya. Positifnya, biasanya dia punya kerpecayaan diri yang tinggi dan mudah bergaul. Negatifnya ya itu tadi, suka bikin kesal dan malu hati dengan pengakuannya yang selalu merasa setiap orang naksir dia, nembak dia.
Sebetulnya nggak masalah dengan orang yang punya sifat geer kronis seperti ini, asal jangan sampai menganggungu ketenteraman rumah tangga orang lain. Persoalan akan timbul ketika si Penggeer mengaku-ngaku bahwa seseorang menaksir dia, padahal seseorang itu sudah menikah, sudah punya pasangan yang sah. Bisa ribut nanti rumah tangga orang lain, padahal soal taksir menaksir itu belum tentu juga kebenarannya.
Memang susah kalau punya teman seperti ini. Nggak boleh kita berbuat baik sedikit, langsung diartikan jauh banget, sampai menyentuh masalah hati segala, padahal kebaikan kita itu persoalan yang sepele saja dan biasa bagi kita.
Kuperhatikan akhir-akhir ini makin banyak saja orang yang punya karakter geer akut seperti ini. Apalagi dengan menjamurnya jejaring sosial yang menyuburkan perilaku narsis, jumlah Geerwan dan Geerwati kian meningkat pesat saja. Mereka tersebar di Facebook terutama. Bukan sekali dua kali aku harus meluruskan kesalah pahaman antar teman yang terjadi akibat ulah si Penggeer ini.
Zaman sudah sangat berubah rupanya. Saking sibuknya, orang jadi jarang saling memperhatikan dan memuji temannya. Akhirnya karena merasa kering perhatian dan pujian, banyak orang yang terjerumus ke dalam perilaku memuaskan kebutuhan akan perhatian dan pujian, dengan memperhatikan dan memuji diri sendiri secara berlebihan, kalau perlu dengan jalan berkhayal.
Mungkin perlu terapi tertentu yang ditangani ahlinya untuk mengobati orang-orang dengan karakter seperti itu, kalau memang ini adalah sejenis gangguan kejiwaan. Namun kalau aku, jika ada orang selalu curhat tentang dirinya ditaksir oleh semua orang, aku hanya akan menjawab, ” Dia memang baik ke semua orang, nggak cuma kepada anda saja “. Dan kalau sudah begitu, biasanya dia tak mau curhat lagi sama aku, bahkan mungkin saja dia merasa kalau aku bilang begitu karena aku merasa iri sama dia, he he … cape dee … .
Sekian curcol dari saya. Selamat melanjutkan aktifitas ya teman-teman, semoga tidak ada geer yang berlebihan di hari ini :)