Minggu, 06 Januari 2008

Kalimat dasar bahasa Indonesia

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.

Unsur – unsur kalimat :

1. SUBYEK

adalah Unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.

2. PREDIKAT

adalah sebagai unsur kata kerja.

3. OBYEK

adalah unsur yang dikenai kerja oleh subyek.

4. KETERANGAN

adalah kata keterangan kalimat tersebut terjadi dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat kejadian.

5. PELENGKAP

adalah unsur yang melengkapi kalimat tak berobyek (Contoh : Adik menangis tersedu-sedu).

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

· Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

(1) Mereka / sedang berenang.

S P (kata kerja)

(2) Ayahnya / guru SMA.

S P (kata benda)

(3) Gambar itu / bagus.

S P (kata sifat)

(4) Peserta penataran ini / empat puluh orang.

S P (kata bilangan)

· Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Misalnya:

(5) Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.

S P O

· Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Misalnya:

(6) Anaknya / beternak / ayam.

S P Pel.

· Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Misalnya:

(7) Dia / mengirimi / saya / surat.

S P O Pel.

· Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan keterangan. Misalnya:

(8) Mereka / berasal / dari Surabaya.

S P K

· Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Misalnya:

(9) Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.

S P O K

Kalimat yang Baik dan Benar

Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosakata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. Perhatikan kedua contoh kalimat berikut ini.

(10) Dia mencarikan pekerjaan untuk saya.

(11) Kucing itu telah wafat dengan sukses.

Kata kerja mencarikan tergolong kata kerja benefaktif, dalam arti, pekerjaan tersebut

dilakukan untuk orang lain. Oleh karena itu, kata kerja tersebut harus diikuti oleh objek yang

berupa orang sehingga susunan yang benar untuk kalimat (10) adalah Dia mencarikan saya

pekerjaan. Akan tetapi, walaupun tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar, kalimat

(10) dapat dikatakan sebagai kalimat yang baik karena dapat menyampaikan pesan/informasi.

Sebaliknya, kalimat (11) tergolong kalimat yang benar karena telah memenuhi kaidah tata

bahasa (ada subjek, predikat, dan keterangan), tetapi tidak dapat menyampaikan pesan secara

efektif. Orang akan bertanya-tanya, mengapa untuk kucing digunakan kata wafat, dan mengapa

kata wafat diberi keterangan sukses.

Berikut ini dipaparkan beberapa ciri kalimat yang baik dan benar.

· Kalimat Memiliki Subjek yang Jelas

· Kalimat Memiliki Predikat yang Jelas

· Bagian Kalimat Majemuk tidak Dipenggal

· Kalimat Disusun secara Padu

Yang dimaksud dengan kepaduan dalam kalimat adalah adanya hubungan timbal balik

yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat tersebut.

· Kalimat Memiliki Bentuk-bentuk yang Sejajar (Paralel)

Kesejajaran bentuk berarti pengungkapan gagasan-gagasan yang sama fungsinya ke

dalam suatu bentuk atau struktur yang sama pula. Bila salah satu gagasan dinyatakan dalambentuk kata benda, gagasan lain yang memiliki fungsi yang sama dinyatakan dalam bentuk kata benda pula.

· Susunan Kalimat dengan Kata-kata yang Hemat

Untuk menjaga kehematan, kata, kelompok kata, atau bentuk lain yang tidak diperlukan

sebaiknya dihilangkan.

· Susunan Kalimat dengan Ketunggalan Arti (Tidak Ambigu)

Bahasa formal dan ilmiah mensyaratkan ketunggalan arti. Dengan demikian, kita harus

secara saksama mempertimbangkan setiap kata, kelompok kata, atau kalimat yang akan kita pakai agar pembaca memahami hal yang kita ungkapkan persis seperti yang kita maksudkan.

· Susunan Kalimat harus Logis

Disamping harus gramatikal, kalimat juga harus logis, dalam arti, harus mengandung penalaran atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal sehat.